Jumat, 28 Juni 2013

Begundal Sungai Liat

Dan hari ini saya menyambangi pangkal pinang.

menelusuri kota madya pangkal pinang dalam sehari, nyatanya belum juga ada yang menggugah airmuka dan retina ku. pantai nya yang biasa saja, makanan nya juga biasa-biasa saja. satu hal yang menarik perhatian saya adalah, betapa etnis/suku yang berbeda mampu berbaur tanpa ada strata dan bisik seteru atas nama warna kulit mereka. etnis tionghua dan melayu berbaur disana. di negeri dengan berjuta kandungan timah hitam di tanah nya.

saya gak tinggal diam, hari kedua.. akhir nya kami bertiga menjelajah, menelusuri jalan raya hingga hutan-hutan di kabupaten yang berbeda...

heiii.... kami sudah sampai di Sungai liat. :) INDAHHHHH NIAN.!!

( perbatasan Pangkal pinang - Sungai liat )


Entah apa yang ada dikepala, siang ini ditengah terik matahari.. kami mengendarai Honda Supera X, tahun yang gak lagi muda, Mesin yang sama sekali gak prima ditambah ban gundul yg tidak lagi stabil.
tapi bahagia tiada terperi, tawa riang bersautan, mulut seketika memuji Sang Pencipta... "SubhanAllah.....
Tiada keindahan tanpa kesempurnaan mu, duhai zat yang maha segalanya.



Kami bukan sedang di belitong, tapi sungai liat jua menyimpan indahnya pantai, dengan batu-batu besar kuning keemasan... takjub kami, bersih nan asri tempat ini.


Diatas kami menemukan sebuah kelenteng besar yang sedang dibangun, sangat mewah. juga penambang timah lokal, yang dengan mudah kita bisa temui sepanjang penjalanan. benar-benar kaya bumi indonesia, mereka menambang timah bukan jauh didasar bumi, namum dipermukaan di pinggir jalan raya, jalan pintas dari sungai liat menuju pangkal pinang.
namun dengan sangat menyesal saya tidak bisa mengabadikan gambar/foto nya, dikarenakan batrai poncell saya yang sudah habis total. :(



Overall... kami sungguh menikmati dan bahagia bisa mengunjungi Sungai Liat.
cerss... semangat teruss "kunjungi nusantara kalian" kearifan nya akan mendewasakan kita.

@matimam

Jumat, 04 Januari 2013

Mat Kopi - Seduh perdana, Sept-2012


Sore di minggu yang Tuhan karuniai berkah atas hari yang cerah, langit yang biru, dengan volume kendaraan yang berkurang intensitas nya. 'Karena Jakarta sedang datang masa rehat dari aktivitas terbising nya, yaitu hari kerja! 

Para pekerja terbangun dari mati panjang terjadwal, tujuh hari seminggu, delapan jam sehari. 'meski tidak semua setidaknya hari ini adalah hari keluarga bagi yang merayakannya, hari para pemuda dan pemudi yang ingin rehat dari rutinitas. 

Dan hari ini lah sejarah baru ku torehkan, sejarah panjang perjalanan hidupku, sebagai bagian dari parade para pekerja dan penugasan nya. dimana saya bisa saja menyambangi seluruh nusantara “ Bumi Indonesia”
Sore ini mimpiku tentang kedai kopi terealisasi… “Puja dan puji atas segala kemudahan yang Allah Swt berikan "mimpi sederhana, mimpi kecil, dari besar dan begitu banyak nya ide-ide yang ada di kepala ini. "mimpi kecil yang akan memabawa ku kembali kepada semangat merealisasikan semua yang berkaitan dengan gagasan – gagasan kewirausahaan, sebagai jalan atas harapan menjadi manusia yang bisa selalu bermanfaat untuk orang lain.


Sepulang dari perantauan nun jauh di bumi serambi sana ( NAD ), kepulangan yang juga membawa begitu banyak air mata duka (Sepeninggalan Ayahanda tercinta) dan pelajaran hidup yang akan ku jadikan pelajaran berharga, sekaligus secara alamiah akan tersimpan di dalam kepala.

“MAT KOPI”, yah nama nya “Mat kopi. "Adalah kedai kopi tradisional dimana semua manusia punya hak yang sama ketika menyesap seseduhan dengan rasa persahabatan.  "heheee.. "persahabatan..?? yaa persahabatan! karena memang kali pertama saya memulai.. dengan sendirinya saya pun berikrar. saya akan sangat bertoleransi dengan lidah dan rasa terbiasa mereka. dengan tidak berusaha keras menyuguhkan Kopi versi saya ke semua yang datang "hahahaa..

biarkan mereka menikmati Uporia kegembiraan lidah dan kerongkongan atas biji-biji kopi robusta yang mereka sesap. menggantikan kopi saset sebagai stimulan pembangkit selera peperangan dengan semrawutnya kota jakarta.

dan wadah-wadah penyimpan biji kopi Arabica cukuplah saya dan beberapa kawan yang menikmati. namun perlahan edukasi yang tak kenal henti ini akan membawa mereka pada seseduhan istimewa kami.

Jam satu siang, usai adzan Zuhur berkumandang di surau, para muazin masjid atau piranti audio yang memutar rekaman Adzan lengkap. suara juga gema nya menyesap kedalam telinga-telinga manusia, yang sedang bertebaran bahkan yang sedang bersantai dengan prima, termasuk yang sedang memulihkan tenaga usai mejibaku dengan pekerjaan. Usai sholat Zuhur kaki ini mulai menyegerakan langkah-langkah cepat dengan rasa gembira, bersemangat. ‘Meluncur menuju kedai. 

Setelah sebelum nya menerima BBM singkat dari seorang sahabat, “Sandi Harwiguna” ….dalam pesan singkatnya yang menggembirakan, ia mengabarkan bahwa Bubur Sop resep keluarganya, telah siap meramaikan Seduh Perdana nya MAT KOPI. Yaitu Hari pertama Kedai Mat Kopi buka….. “Alhamdulillah….. segala puji bagi Allah.

Kami (aku beberapa anggota keluarga juga teman-teman dekatku), di hari-hari sebelumnya sudah menebar kabar melalui BBM, SMS dan Social media lainnya yang bisa kami manfaatkan. Juga tidak lupa menitip sapa dan dukungan teman-teman lainya, agar bisa membawa lebih banyak kawan-berkawan lainya. “Bukan hanya itu. Sore ini semua menu di Mat Kopi dapat “special price” ..potongan setengah harga. “hayooO senyum semuaaa….. kopi Nikamat, terjangkau dan dapat potongan harga pula.

…Baiklah, rasanya menikmati secangkir kopi sungguhan di kedai Mat Kopi rasanya akan jauh lebih indah dan bahagia ketimbang mendengarkan cerita tentang ceremonial seduh perdananya. Jadi siapapun yang masih tertarik melanjutkan cerita tentang apa yang terjadi di hari pertama saya menjadi barista tanpa sertifikat dan pengalaman panjang, baik nya kita berjumpa saja secara nyata, ber ramah-tamah, atau mendiskusikan apapun juga. di kedai mat Kopi. “Kita akan banyak Ngobrol nanti disana.. hahahaaa.


Mat Kopi - Mat Imam
Ada cerita yang menurut saya lebih punya makna yang lebih seru ketika kita semua mau merenungkan dan mengambil kebaikan yang ada di tiap penggalan laku, dan liku cerita tersebut. Cerita yang mendasari mengapa kopi sampai saat ini masih mesra berdampingan dengan saya. dengan segala satir dan seringai tawa di dalamnya. ( Jadi tunggu Cerita lengkap nya yah. "heheh )